Pada Kamis malam 13 Oktober 2022, bertempat di Masjid Istiqamah Kandangan, satu siswa SMAN 2 Kandangan yang bernama Ronaldo masuk Islam. Ronaldo ini merupakan siswa kelahiran tahun 2004 duduk di kelas XI SMAN 2 Kandangan tahun pelajaran 2022/2023 ini.
Bersama Ronaldo, juga masuk Islam temannya yang sama-sama berasal dari Loksado, namun bersekolah di SMAN 1 Kandangan, atas nama Rian. Menurut keduanya, proses masuk Islamnya mereka tidak ada paksaan dari siapapun. Mereka sejak kecil sudah tertarik kepada agama Islam. Sebelum masuk Islam kepercayaan keduanya adalah Kaharingan.
Proses keislaman Ronaldo dan kawannya ini ditutup dengan nasehat dan doa dari Ustadz. Masalah agama ini adalah keyakinan masalah hati, haruslah atas kesadaran yg paling dalam. Ustadz berpesan agar keduanya mengusahakan semaksimal mungkin untuk terus mempelajari Islam.
Sudah sepatutnya SMA tempat anak-anak mualaf itu bersekolah memberikan perhatian dan bimbingan khusus. Bimbingan Islam untuk siswa mualaf ini bagusnya tiap hari diberikan sekurang-kurangnya sampai mereka bisa sholat dan membaca Al Quran dengan baik (disamping membina imannya). Sholat adalah rukun Islam yang utama setelah Iman. Apabila ada orang yang masuk Islam, maka setelahnya yang pertama kali diajarkan adalah sholat. Selanjutnya penting juga mengajarkan membaca Al Quran.
Kapan waktu bimbingan Islamnya? Sementara anak-anak ini pun harus mengikuti pelajaran sekolah dari pagi sampai sore. Untuk sekolah yang menerapkan lima hari belajar (fullday), misalnya SMAN 1 Angkinang (saat tulisan ini dibuat) waktu belajarnya dari pukul 07.30 sampai dengan pukul 16.15 pada hari Senin sampai Kamis. Jadwal belajar hari Jum’at dari pukul 07.30 sampai 11.15. Sementara SMAN 2 Kandangan yang juga menerapkan 5 hari belajar, waktu belajar anak mulai pukul 07.30 sampai dengan 15.10 pada hari Senin sampai Kamis, sedangkan Jumat pukul 07.30 sampai 11.15.
Jika hanya mengandalkan mata pelajaran agama atau muatan lokal pendidikan Al Qur’an, tentu ini tidak efektif. Jadwal mata pelajaran agama hanya 3 jam pelajaran dalam sepekan, dan muatan lokal pendidikan Al Qur’an 2 jam sepekan. Saat jam pelajaran, seorang guru mengajar dan mendidik anak 1 kelas; bukan hanya anak-anak mualaf.
Alternatif waktunya bisa sore setelah pelajaran berakhir, setelah sholat ashar misalnya. Ini bisa dilakukan di SMAN 2 Kandangan, mengingat waktu pulang pukul 15.10, waktu Ashar pukul 15.19. Anak-anak yang mualaf itu dikumpulkan dan dibina keIslamannya selama 30 menit atau 1 jam dengan mempertimbangkan jumlah dan jenis kelaminnya. Bila jumlahnya banyak, perlu beberapa guru pembimbing. Anak yang perempuan sebaiknya dibina oleh guru wanita, sedangkan yang laki-laki dibina oleh guru pria. Kadang ditemui ada anak yang sudah Islam tidak bisa bacaan sholat atau membaca Al Quran, mereka perlu dimasukkan dalam bimbingan ini.
Untuk pelaksanaan pembimbingan ini memang memerlukan kesediaan dan kerelaan guru dan anak-anaknya sendiri. Namun sekolah perlu juga memberikan anggaran dana untuk konsumsi misalnya. Acara makan minum setelah bimbingan dapat mencairkan suasana dan menambah keakraban. Jika ada dana, sekolah dapat juga memberikan honor pada guru pembimbing.
Setelah beberapa hari pelaksanaan, lakukan evaluasi. Bagaimana kehadiran anak pada saat bimbingan. Bisa jadi anak tidak hadir karena pulang mengikuti teman-temannya yang tidak ikut bimbingan. Hal ini perlu dicarikan waktu yang tepat dimusyawarahkan dengan kesiapan anak-anaknya. Apabila anak tidak bersedia bimbingan setelah pulang sekolah, maka alternatif waktunya adalah pada saat jam belajar biasa. Misalnya pada saat jam belajar anak-anak diberikan dispensasi ikut bimbingan 2 jam selama 5 hari berturut-turut. Guru yang membimbing diatur dan dijadwalkan agar tidak mengganggu jam mengajar setiap harinya. Pembimbing bisa dari Guru Pendidikan Agama Islam, guru muatan lokal pendidikan Al Qur’an atau guru yang juga memiliki kemampuan untuk itu.
Beri Komentar